ALL 'BOUT GAY

~Yuda's POV~

"Jadi, nama kamu Ikhsan ya? Wah, kamu pasti teman dekatnya Yuda. Soalnya Yuda belum pernah mengajak teman sekolahnya kesini!"

Hah, mulai deh. Gak Adel, gak kakaknya, mereka sama-sama cerewet. Pemilik club ini adalah kakaknya Adel, namanya Aurel.

Dan ternyata... Alasan Ikhsan bisa berada diwilayah ini adalah karena dia nyasar. Begini, dia naik kereta untuk pulang kerumahnya, tapi karena ketiduran... Akhirnya dia nyasar sampai kesini, dan gak tau bagaimana jalan pulangnya. Katanya untung saja dia bisa bertemu denganku, kalau tidak, mungkin dia sudah tak bisa balik lagi.

Karena sudah mengobrol, mau gak mau aku juga ikut cerita tentang masalahku ke Ikhsan.

Mengatakan kalau aku tak betah berada disekolah, maupun dirumah. Dirumah aku terlalu capek untuk mendengarkan kedua orangtuaku yang kerjaannya hanya berantem, dan ayahku terus menerus memaksakku untuk meneruskan perusahaannya serta banyaknya peraturan yang harus aku jauhkan. Padahal aku gak mau meneruskannya, dan terlebih lagi... Aku gak mau kalau nantinya aku bakal dinikahkan oleh seorang wanita pilihan ayah. Aku gak mau hidup seperti ini... Gak mau terus menerus diatur. Aku hanya ingin bebas.

Dan disekolah... Jabatanku sebagai ketua Osis membuat orang-orang segan untuk mendekatiku. Maka dari itu aku tak mempunyai teman. Dan melarikan diri dari masalah-masalah hidupku dengan berada di wilayah ini. Hanya disini aku bisa merasa bebas.

"Apakah itu benar-benar kehidupan yang kau mau, Yuda?" aku terdiam sejenak mendengar pertanyaan Ikhsan. Akupun merenung sejenak, apakah ini benar-benar yang aku mau? Kehidupan yang bebas seperti ini yang aku mau?

"Oh ya, kamu bilang kalau kamu gak punya teman di sekolah? Lantas aku ini apa!? Huh, masa aku gak dianggep!" Ikhsan menjitak kepalaku dengan kecil. Sedangkan Aurel hanya bisa tertawa melihat kami.

"Pfft-phuahahaha" sial, aku jadi gak bisa menahan diri untuk tertawa juga. Benar juga ya apa katanya. Aku sangat berterima kasih ke Ikhsan.

Dalam perjalanan pulang, aku kembali merenungkan dunia yang aku dambakan. Setelah mendengar masalah keluarga yang Ikhsan ceritakan tadi, hal itu benar-benar membuatku malu. Kalau membandingkan masalahku dengan masalahnya, sudah pasti masalah Ikhsan jauh lebih berat dibandingkan denganku. Tapi kenapa Ikhsan bisa setegar itu menjalani hidup? Dia juga gak pernah melakukan hal yang macem-macem.
------
Keesokan harinya berjalan seperti biasa. Aldo yang jutek padaku, Adel yang talkative, Yola yang masih sensi ke aku, dan Ikhsan yang selalu menghiburku.

Malam inipun aku masih tetap berpergian ke wilayah rawan itu. Entah apa yang sedang aku pikirkan, tapi pertanyaan Ikhsan selalu berputar dalam ingatanku. Malam ini aku berencana untuk pergi ke club bersama teman-temanku, tapi sesampainya disana...

"Yuda! Akhirnya kau datang juga! Aku ingin menyampaikan sesuatu ke kamu! Ini penting!" Ikhsan berlari kecil kearahku. Teman-temanku memandangiku dengan bingung.

"Lho? Itu kan bocah yang kemarin. Lu kenal dia?" tanya salah satu dari mereka. Shit! Kenapa dia ada disini sih!? Dia kan tau kalau ini tempat yang rawan, harusnya dia gak melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya!

"Kamu gila, ya! Masih aja nekat kesini pakai seragam!! Dengar ya, tempat seperti ini gak pantes untuk kamu!" Ikhsan menatapku untuk sesaat, lalu dia menundukkan kepalanya. Aurel yang tadinya sedang meminum secangkir Wine, kini ia menghampiriku, Ikhsan, serta teman-temanku.

"Yuda, kamu keterlaluan banget sih. Jangan kasar dong!" ucap wanita itu sambil memegang bahu Ikhsan.

"W-wah, lihat tuh! Dia nangis, gara-gara lu sih!" bisik salah seorang temanku.arrrgh, kok langsung pada nyalahin aku sih!

"Tadi disekolah aku dengar diruangan guru, kalau ada salah satu anak yang dikeluarkan karena kepergok sedang berada di tempat hiburan. Aku gak mau kamu dikeluarin dari sekolah... Kamu harus berhenti berkeliaran diwilayah ini, sebelum guru-guru dari sekolahan kita memergokimu!" ucap Ikhsan dengan tegas dan kedua matanya menatap lurus kearah mataku.

Apa yang harus aku lakukan? Aku gak mau dikeluarkan dari sekolah... Tapi kalau harus meninggalkan tempat ini, aku...

"Wah, anak ini perhatian banget sama KAMU ya, Yud! Sesuatu banget..." ujar salah seorang temanku yang cewek.

"Iya ya, jangan-jangan... Bocah ini suka sama lo Yud? Hahaha!" tawa temanku disusul oleh tawa teman-temanku. Sial, kenapa jadi bahan tawaan seperti ini!!?

"Iya, kamu benar! Aku suka kok sama Yuda! Aku juga sayang sama dia!"

DEG!

Jantungku tiba-tiba saja berdetak dengan kencang. I-ikhsan... Suka sama aku? Kedua mataku terbuka lebar, juga sepasang mata teman-temanku terbuka dengan sangat lebar. Entah kenapa suasananya menjadi hening... Sepertinya Ikhsan sedang mengeluarkan jurus Freeze nya.

"Sebagai sahabat, aku gak mau sahabat yang aku sayangi dikeluarkan dari sekolah!" gubragh! Ternyata dia cuman menganggapku sebagai sahabat... Hah, kenapa aku mikirnya jauh-jauh ya?

"Udahlah, bro. Biarpun lu keluar, lu tetep jadi bagian dari kita kok. Ya gak, guys?" aku terdiam melihat teman-temanku yang mendukungku dengan semangat.

"Iya bener! Lo jangan sampe putus sekolah kayak kita, bro. Wujudkanlah cita-citamu, eh, maaf... Maksudnya wujudkanlah cita-cita kita!" satu persatu teman-temanku mengacak-ngacakin rambutku. Sial, kenapa jadi diperlakukan kayak anak kecil ya!? Tapi, syukurlah... Aku bisa mempunyai sahabat yang pengertian seperti mereka. Aku gak perduli dengan orang-orang yang mengatai mereka sampah, bagiku... Mereka adalah mutiaraku.

"Oh ya, gimana kalau malam ini kita membuat pesta? Kebetulan, Ikhsan orangnya pinter nyanyi lho! Pada mau denger gak?" pertanyaan Aurel disambut dengan antusias oleh teman-temanku. Sedangkan Ikhsannya sendiri hanya tersipu malu... Kasian dia, didorong-dorong sama Aurel untuk naik keatas panggung untuk menyanyi.

Ikhsan membawakan lagu yang berbeda! Judulnya sih Like a Good Boy, cuman nadanya itu lho... Pake nada Like a G-6! Liriknya gini nih:
Playing nice, tickle fight; with my sister
When I’m in a rush, don’t run with the scissors
Using scissors on my crafts, cus all my crafts give me joy
Now I’m following the rules, Like a Good Boy
Like a Good Boy, Like a Good Boy
Now, now now now now I’m following the rules Like a Good Boy.
Like a Good Boy, Like a Good Boy
Now, now now now now I’m following the rules Like a Good Boy.

Gimmie that Gimmie that dust pan
Gimmie that mop and broom broom
Bust out my vacuum, so that I can clean my room.
Get get get get, Get those bottles right now I can recycle those
Taking off my shirt so I can DONATE SOME CLOTHES!
HELL YEAH!
I don’t curse, no, I don’t drink.
No alcohol around me so you’ll never catch me drunk.
Never never catch me drunk, never never catch me drunk
No alcohol around me so you’ll never catch me drunk

Skipping on, skipping on my feet
Spotted a chick for me.
Girl imma treat you right, Helping you cross the street. (street)
This is how I live, I stay in every night.
Give me a controller and we’ll have a good time!
HECK YES!
I don’t curse, no, I don’t drink.
No alcohol around me so you’ll never catch me drunk.
Never never catch me drunk, never never catch me drunk
No alcohol around me so you’ll never catch me drunk

Yeah if you’re happy and you know it, you should
Put your hands up, you should put your hands up,
Put put put put your hands up
Yeah if you have a question for me, you should
Put your hands up, put your put your hands up,
Put put put put your hands up! “Can’t touch this!”
HECK YES
Now our hands are all up, yes our hands are all up, o o o our hands are all up
HECK YES
A a a all our hands are up” and “cuz your armpits really smell, so could you put your hands down?


Pesta telah selesai pukul 9 malam. Aku dan Ikhsanpun akhirnya berpamitan pulang. Dalam kereta tujuan terakhir ini, aku melihat wajahnya Ikhsan yang tengah tertidur pulas dibahuku.

Kalau lagi begini... Wajahnya terlihat polos banget ya. Siapa yang sangka kalau dibalik wajah polosnya ini, dia menyimpan begitu banyak masalah yang berat bagi sebagian besar orang.

Sepertinya perkataan Adel kemarin memang benar, bahwa ada seseorang yang mampu menggantikan sosok Yola. Aku tersenyum memandangi wajah yang telah menyita pikiranku akhir-akhir ini... Sepertinya bunga cinta mulai bermekaran dalam jiwaku. 

Categories:

Leave a Reply