~Ikhsan POV~
"Aldo... Serius nih tempatnya?" tanyaku dengan kedua mata yang terbuka lebar. Aldo hanya tersenyum sambil keluar dari mobilnya.
"Yoi,  cozy banget kan tempatnya?" kini ia sudah mengunci mobilnya dan   berjalan memasuki cafe tersebut. "Ayo masuk, kakak aku udah nunggu   tuh..hehe," 
Gila, ini sih udah gak termasuk cozy lagi.. Tapi  udah diatas mewah!  Lihat saja dari penampilan depan cafe ini, tidak  terlihat seperti cafe,  melainkan seperti sebuah rumah ala-ala belanda.  Apalagi dengan halaman  yang luas dan asri, benar-benar terlihat mewah. 
Bahkan  baru selangkah saja aku memasuki cafe ini, rasanya tuh... Aku  tak  pantas untuk berada di tempat seperti ini T.T apalagi pakaianku  biasa  banget, jadi grogi nih aku.
"Aldo, kamu udah dateng?" tanya  seorang wanita yang kini berada di  hadapan aku dan Aldo. Wuah,  cantiknya! Dia kakak kandungnya Aldo ya?  Cantik banget.. Rambutnya  panjang dan lurus, tubuhnya juga putih dan  tinggi, seperti model! "Lho?  Kamu Ikhsan ya? Sahabatnya Aldo waktu  kecil?" tanya wanita itu dengan  senyuman yang manis.
"A-ah, iya kak. Aku Ikhsan," ujarku malu-malu sambil mengulurkan tangan kananku kearahnya. 
"Aku  Reisha, kakaknya Aldo," balasnya dengan sangat ramah. Setelah itu,  aku  dan Aldo digiring oleh kak Reisha untuk memasuki sebuah ruangan.  Dan  setelah ruangan itu terbuka, terlihat seorang Pria tampan yang  tengah  menikmati secangkir kopi. 
"Permisi, Pak Arya. Kedua lelaki ini  yang pernah saya bicarakan ke  Bapak. Mereka ingin bertemu dan  mendiskusikan soal pekerjaannya ke  Bapak.." ujar kak Reisha dengan  sopan. Wah, dia terlihat beribawa  sekali, gak beda jauh sama putri-putri  bangsawan.
"Oh jadi kamu Ikhsan ya? Sama Aldo adiknya Reisha?  Silahkan masuk!  Silahkan duduk disini!" ternyata manager cafe ini ramah  banget. Aku dan  Aldo pun segera duduk dihadapannya, sedangkan kak Reisha  keluar  ruangan karena ingin melanjutkan pekerjaannya. Pak Arya  menyambut kami  dengan penuh semangat.
Yep, kali ini Aldo sedang  berusaha untuk memberiku sebuah pekerjaan  baru. Untungnya, kakaknya yang  bernama Reisha bekerja disebuah cafe dan  cafe tersebut sedang mencari  penyanyi baru untu menyanyi di cafe itu. 
Aldo pernah ingat kalau  aku pintar menyanyi. Ya... Walaupun aku belum  pernah menunjukkan  bakatku itu di depan umum, tapi aku bisa menyanyi  kok. Karena Pak Arya  ragu dengan kemampuanku, aku disuruh Pak Arya  untuk menyanyikan sebuah  lagu dihadapannya. Dan akupun mulai bernyanyi  didampingi oleh iringan  gitar Aldo...
Remember when oleh Avril Lavigne, itulah lagu yang  aku nyanyikan  sekarang. Pak Arya tersenyum melihat penampilanku, dan  setelah aku  selesai bernyanyi, dia bergumam 'bagus, bagus' sambil  menepuk kedua  tangannya berkali-kali.
"Bagaimana kalau kalian  membentuk duo?" tanya Pak Arya dengan cengiran  khasnya. "Jadi begini,  Ikhsan yang bernyanyi. Lalu ada Aldo yang  bermain gitar dan menjadi  background vocal, bagaimana?" 
Tawaran Pak Arya langsung Aldo  terima dengan senang hati. Akupun juga  senang! Karena kalau sendirian  dipanggung rasanya gimana gitu... Dan  setelah kami menyetujuinya. Pak  Arya memberikan tes yang kedua. Yaitu  ketika pukul telah menunjukkan  angka 7 malam, aku dan Aldo diberikan  kesempatan untuk tampil perdana  didepan para penonton. Dan jika ada 10  orang yang standing-applause  melihat pertunjukkan kami, maka kami sudah  resmi menjadi penyanyi cafe  ini. 
Alhamdulillah yah, aku gak ada penyakit demam panggung.  Jadi aku nggak  terlalu deg-degan buat tampil menyanyi di depan para  pengunjung cafe  ini. Aldo pun mempunyai rasa percaya diri yang sama  sepertiku.
"Udah siap?" tanya Aldo dengan senyuman khasnya. Akupun membalas senyumannya dengan lebar. Tentu saja aku sudah siap! 
Ketika  sang MC sudah memberikan kami izin untuk maju keatas panggung,  aku dan  Aldo dengan santainya berjalan diatas panggung dan segera  menempatkan  diri ditempat masing-masing. Sebelum aku bernyanyi, aku  menyapa para  penonton... Dan langkah pertamapun sukses, karena para  penonton  menyambutku dengan sangat ramah. Lalu setelah suasana sudah  diam  kembali, Aldo mulai memainkan jemarinya di gitar kesayangannya.  Dan  dalam hitungan detik, aku segera melantunkan sebuah lagu....
Alangkah indahnya pelangi disana
Namun ia akan pergi
Termakan sang malam
Saat senja mulai tenggelam
Dia akan pergi
Tapi ku tak rela
Dia akan terbawa mimpi
Ingat aku yang kan setia menunggu
Setia mencarimu
Alangkah sejuknya memandang pelangi
Namun ia akan pergi
Seberkas cahaya perlahan memudar
Menghilang
Dia akan pergi
Tapi ku tak rela
Dia akan terbawa mimpi
Ingat aku yang kan setia menunggu
Setia mencari sosok indahmu
Pelangi, pelangi
Jangan kau menghilang
Pelangi, pelangi
Jangan kau tinggalkan aku
Tak'kan melupakanmu... Tak'kan pernah.... Sayang....
Lagu  PELANGI oleh BLACKHEART sudah selesai kulantunkan. Tapi... Kenapa   semuanya malah bengong melihatku? A-apa suaraku jelek ya!? Gimana ini?   Apa segitu jeleknya suaraku sampai tidak ada satupun yang tepuk tangan?
Plok...plok....
Terdengar suara seseorang yang sedang menepuk kedua tangannya. 
Plok! Plok! Plok! Plok! Plok!
Dan kini... Semua para pengunjung cafe berdiri dari tempat duduknya dan memberikan tepukan tangan yang sangat meriah. 
"Encore! Encore! Encore!"
Kedua  pipi putihku kini memerah karena teriakan para penonton. Aku  langsung  menoleh kearah Pak Arya dan kak Reysha yang sedang berdiri  disamping  panggung, mereka hanya tersenyum lebar dan memamerkan ibu  jari mereka.  Setelah itu aku menatap wajahnya Aldo, dia tersenyum  sambil menganggukan  kepalanya. 
Aku dan Aldo kembali melantunkan sebuah lagu di  minggu malam yang indah  ini. Sepertinya aku cocok dengan pekerjaanku  yang sekarang, apalagi  ditemani dengan Aldo. Yah... Walaupun pastinya  aku bakal kangen banget  sama para dancer dan Pak Heru. 
Tapi aku  berharap, semoga pekerjaan baruku ini dapat berjalan dengan  lancar. Aku  sangat menyukainya. Aldo memang sahabatku yang paling TOP  deh! Hehehe!
Setelah  sukses mementaskan pertunjukkan perdanaku dan Aldo, kami  dipanggil  kembali keruangan Pak Arya dan kami menandatangani sebuah  kontrak, yang  artinya kami telah diresmikan untuk menjadi penyanyi di  cafe ini. 
Aku,  Aldo, dan kak Reisha terlihat senang sekali ketika kami keluar  dari  ruangan pak Arya. Tapi setelah keluar, terlihat ada seseorang yang   tengah berdiri disebuah tembok, dan ia tersenyum ketika lelaki itu   melihat sosokku.
"Ikhsan! Tadi aku udah liat penampilan kamu!  Wah, ternyata kamu ini  pinter nyanyi ya... Aku baru tau, hehe!" kak  Reisha dan Aldo menatapku  dan lelaki itu secara bergantian. Wah...  Kenapa dia ada disini!?
"Wah, Yuda... Kenapa kamu ada disini?  Tadi kamu liat aku? Wah, jadi  malu...hehehe," gak nyangka ternyata Yuda  juga salah satu pelanggan di  cafe ini! "Eh ya, Yud! Ini kak Reisha,  kakaknya temen aku... Dan yang  main gitar bareng aku tadi namanya Aldo,  sahabat kecilku!"
Kak Reisha menjabat tangan Yuda dengan ramah,  dan ketika Yuda  mengulurkan tangannya ke Aldo. Aldo tampak diam  sebentar, menatap  lelaki itu dengan tajam.
"Gue Aldo. Sahabatnya  Ikhsan dari kecil, sampe sekarang." ujar Aldo  dengan nada yang dingin.  Waduh, kenapa dia!? Perasaan tadi dia  senang-senang aja? Kenapa dia  keliatan sensi banget ya sama Yuda?
Categories: 
cerbung


Aku gay menuju 27th.
Ingin mencari kenalan seorang pria... Baik gay atau bisex.
Mungkin lebih baik kalian yg awam daripada yg sudah berpetualang.
Mungkin juga anda sedang krisis perasaan, dimana anda butuh sayang & perhatian yg tulus?
Mungkin lebih baik mencari yg sama" butuh hati.
Aku yakin tidak semua pria beruntung dlm hal asmara.
Kdg ada yg kecewa mendalam hingga jera & trauma?
Saya tidak bilang saya bagus.
Mungkin banyak juga kekurangan. Tapi setidaknya, sekedar meyakinkan, secara pemikiran aku sudah cukup dewasa tuk berargumentasi!
Semua kembali dinilai dari niat & keseriusan anda?
Bgmn anda berpikir melengkapi? Bukan cuma ego yg slalu ingin didahulukan?
Baik buruk semua berawal dari pola pikir anda, apa sudah mendekati logika...
Salam kenal saya seorang homo kampung : O856646OO785